Selamat sore teman-teman. Balik lagi dengan aku, Rizqiya. Beberapa kejadian mistis sempat aku alami waktu kecil. Kali ini aku mau cerita pengalaman aku waktu masih duduk di salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Kebumen. Waktu itu sekitar tahun 2010, aku baru masuk kelas VII.

Waktu itu, aku belum punya komputer maupun laptop. Jadi, aku sering menggunakan jasa warnet untuk mengerjakan tugas sekolah. Malam itu, aku ditemani masku pergi ke warnet di dekat alun-alun kecamatan. Aku dan masku berbeda bilik karena aku berniat mengerjakan tugas dan masku ingin mendownload lagu kesukaannya. Ketika aku sudah selesai, aku mendekati bilik masku dan bertanya.

“Mas, uwis rampung?” (Mas, udah selesai?).
Kemudian masku menjawab “Urung Dek, dilit maning kie tanggung meh rampung le download” (Belum Dek, sebentar lagi ini hampir selesai download).
Aku pun menjawab “Ya, saja sui-sui loh Mas. Aku wes ngantuk ki” (Ya, jangan lama-lama Mas. Aku dah ngantuk).

Kemudian aku menunggu di tempat duduk depan warnet. Sekitar 30 menit berlalu, namun masku tidak kunjung keluar. Aku pun mendekati bilik masku dan bertanya.

“Mas, deneng sui temen? Bali yuh wes ngantuk” (Mas, kok lama banget? Pulang yuk, aku sudah ngantuk).
Kemudian masku menjawab “Nek ra sabar ya nganah bali dewek” (Kalau enggak sabar, sana pulang sendiri).

Aku pun jengkel mendengar perkataan masku dan aku pun berdiri di depan warnet dengan muka kesal. Saat itu, jalanan di depan warnet sangat sepi hampir tidak ada motor maupun mobil yang lewat. Tak lama kemudian, aku melihat segerombolan anak kecil berwarna hitam dengan tinggi yang sama sekitar 1 meteran berlari melewati lapangan menuju kantor desa.

Saat itu aku pun bergumam dalam hati “Nek nang kota, bocah cilik eseh ulih dolanan wengi-wengi” (kalau di kota, anak kecil masih boleh bermain malam-malam). Aku pun masih terus memperhatikan segerombolan anak kecil itu sampai akhirnya menghilang di depan kantor desa. Setelah itu aku terdiam beberapa detik memikirkan apa yang aku lihat. Sampai akhirnya aku melihat jam dinding di dalam warnet yang menunjukkan pukul 23.00 WIB aku pun berkata dalam hati “ya Allah sing aku weruh nembe berarti medi” (Ya Allah, apa yang aku lihat tadi berarti hantu). Masku datang menghampiriku yang terlihat seperti orang bingung.

“Koe nang ngapa Dek?” (Kamu kenapa dik?) dan aku pun menceritakan apa yang aku lihat tadi kepada masku. Kemudian masku berkata.

“Ora papa dek, kan sing penting ora ganggu koe. Kan gue liwat tok” (Enggak apa-apa dik, yang penting kan mereka gak ganggu kamu. Mereka cuma lewat saja).
Aku menjawab “Iya si Mas aku ra papa, mung rasa aneh tok weruh bocah cilik wengi-wengi playon nang tengah lapangan rupane ireng kabeh, gedene kembar, duwure kembar” (Iya si Mas aku gak apa-apa, cuma kerasa aneh saja lihat anak kecil malam-malam lari-larian di tengah lapangan warna hitam semua, besarnya sama, tingginya sama).

Setelah itu, aku pulang bersama masku. Sesampainya di rumah aku langsung menceritakan kejadian yang aku alami kepada Bapakku. Kemudian Bapakku berkata bahwa segerombolan anak kecil yang aku lihat itu namanya Bala Sewu. Menurut beliau memang di daerahku ada yang memelihara Bala Sewu kegunaannya untuk menambah kekuatan seperti mengangkat beban berat, menambah keberuntungan saat bermain anak panah dan lain sebagainya. Namun saat aku tulis cerita ini kata bapakku orang itu sudah meninggal dunia.

Pesan dari aku, dimanapun kita berada kita harus selalu mengingat Allah SWT. Jika suatu ketika ada makhlus halus yang menampakkan diri, janganlah takut mungkin saat itu Allah sedang membuka mata batin kita sehingga kita bisa melihat sebagian dari “mereka”. Jadi tetaplah bersyukur kepada Allah. Sekian dulu cerita dari aku, kapan-kapan kita sambung lagi. Maaf kalau gak seram, tapi ini nyata pengalaman aku sendiri.