Kejadian ditemani tidur sama gadis menyeramkan ini terjadi saat kami akan merayakan tahun baru 2013. Sudah lama terjadi memang namun kejadian itu menjadi pengalaman paling heboh yang membuatku merinding jika diceritakan kembali. Oh iya, kenalkan  namaku Nino, Bujangan yang suka dengan pengalaman dan petualangan seru yang memacu adrenalin.

Awalnya aku dan beberapa temanku berencana melewati malam tahun baru itu dengan membuat api unggun dan membakar ayam. Temenku mendirikan sebuah di halaman depan rumahnya agar kami bisa tidur dan berteduh kalau hujan.

Kira-kira pukul sepuluh malam, kami menyalakan api unggun dan membakar ayam beserta beberapa makanan lainnya. Sambil diiringi nyanyian sumbang dan musik gitar yang senar keempatnya putus kami menyiapakan segala sesuatunya dengan hati yang senang.

Di depan rumah temanku adalah garasi tank TNI dan di tengah-tengahnya ada sebuah masjid. Kebetulan temenku ini ayahnya adalah tentara sehingga ia mendapat rumah dinas di sekitar kantornya itu. dan konon garasi tank itu sangat angker dan banyak yang mengaku sering melihat sosok-sosok hantu yang bergentayangan di sekitar area itu.

Bagaimana tidak angker, Tank-tank yang ada di garasi itu rata-rata adalah tank peninggalan jaman jepang dan jaman belanda.Temanku pernah bercerita bahwa dulu sering ditemukan tulang-tulang tentara yang telah meninggal di dalam tank. Bahkan katanya ada yang pernah menemukan tengkorak pejuang yang memegang bambu runcing di dalam salah satu tank. Namun sekarang mungkin sudah tidak ada karena tank-tank itu sudah di renovasi dan sering di pakai untuk kegiatan militer di Indonesia.

Setelah ayam bakarnya matang, temanku segera menghidangkannya dan kami menyantapnya sambil duduk bersenda gurau di dalam tenda. Sungguh kebersamaan yang luar biasa dan tidak akan aku lupakan momen-momen saat itu. Ada momen dimana temanku mencuri ayam temannya diganti dengan tulang ayam yang telah dia makan dan terjadi perebutan daging ayam yang sengit saat itu.

Setelah selesai bersantap ria, aku dan tiga orang temanku berencana untuk membeli minuman, bukan minuman keras namun hanya minuman bersoda alias soft drink. Aku bersama temanku itu mengayuh sepeda mencari toko atau mini market yang buka saat itu.

Setelah mendapatkan beberapa botol minuman, kami kembali dengan ke tenda untuk melanjutkan keceriaan kami. saat sampai di tenda kami cukup terkejut karena jumlah kami bertambah banyak. Ternyata ada teman-teman dari temanku yang rumahnya di dekat garasi tank itu  berkunjung, mereka berjumlah 3 orang. Dengan sempit-sempitan kami duduk bersama dan mengobrol sambil menenggak segelah sprite dan fanta yang kami beli tadi.

Ternyata teman-teman dari temanku itu habis di keroyok oleh anak-anak motor yang sedang nongkrong di depan jalan. Aku tidak tahu persis bagaimana kejadiannya, namun mereka bercerita telah di keroyok oleh anak-anak motor yang jumlahnya lebih dari sepuluh orang. Jadi mereka datan ke tenda kami untuk menyembunyikan memar dan lebam di wajahnya agar tidak terlihat orang tuanya.

“DUAAAARRRR…DUAAARRRR…DUUUUARRRRRRRR” terdengar suara kembang api yang bersahut-sahutan di angkasa. “sudah tahun baru nih” kata seorang temanku. “Horeeeeeee…..” teriak kami kegirangan. Pokoknya di dalam tenda itu sangat heboh dan kami sangat ribut bersahutan dengan kembang api yang menyala di atas kami.

Kami saling bersalaman dan bermaaf-maafan dan berharap menjadi manusia yang kebih baik di tahun baru ini. Setelah selesai menyaksikan kembang api, kami masuk kembali ke dalam tenda dan mengambil posisi masing-masing untuk tidur. Aku dan seorang temanku bernama dhiki kebetulan masuk paling terakhir dan melihat sepertinya tidak ada tempat lagi untuk kami. “Waduh gimana ini?” ujarku. “Kalau pulang gak mungkin jam segini mana jauh lagi” jawab temanku.

“Kita tidur di masjid ajalah” ujarku. “Ya udah ayo” jawab dhiki. Kami segera berjalan pergi menuju masjid yang terletak tidak jauh dari rumah temanku itu. Saat menuju masjid kami melewati garasi-garasi tank yang minim lampu penerangan menambah suasana menjadi horor. Saat sampai di depan pintu masjid temanku berhenti dan terdiam sejenak seperti memeikirkan sesuatu. “kenapa ki?” tanyaku. Jangan di mesjid lah, aku takut ntar kita di gangguin sama jin muslim penunggunya” jawab dhiki. “Jadi mau dimana?” tanyaku dengan wajah yang mengantuk. Dhiki melihat sekeliling mencari tempat untuk tidur, “nah di situ aja kayaknya lebih aman” ujar dhiki sambil menunjuk sebuah mimbar upacara.

Mimbar itu cukup besar dan di lapisi karper berwarna hijau, dan untuk ukuran badan kami cukup untuk tiga orang tidur diatasnya. Mimbar ini bukan mimbar untuk dakwah atau pidato tetapi untuk digunakan untuk pijakan komandan saat tentara-tentara sedang upacara, bentuknya semacam panggung kecil. Dan yang lebih beruntungnya lagi, mimbar itu terletak di pojok sebuah garasi tank yang paling dekat dengan lapangan upacara. Kami segera menuju mimbar itu kemudian mengambil posisi untuk tidur, karena sudah sangat ngantuk jadi tidak ada pikiran aneh-aneh di otak kami saat itu.

Dhiki tidur di dekat tembok dan aku di sebelahnya menghadap ke tank. Kami berbaring dan menutup mata berharap bisa nyenyak hingga pagi menjelang. Saat itu aku belum tidur namun mata sudah merem atau istilahnya setengah tidur. “sreek..sreek..sreek..” suara seretan sendal orang yang sedang berjalan. Suara itu semakin mendekat pada kami, dan aku benar-benar merasakan orang itu duduk di sampingku. Kebetulan di sampingku masih ada ruang untuk satu orang, orang itu duduk dan berbaring di sampingku. “Ah paling temanku yang menyusul kami karena di tenda sempit” pikirku saat itu.

iba-tiba aku merasa tidak nyaman untuk tidur saat itu. Merasa seperti sedang dilihat oleh seseorang. Karena merasa gelisah dan tidak nyaman, aku segera membuka mataku. “Blep” Aku membuka mata dan seketika itu aku melotot tak bergeming. Seorang wanita sedang tidur di sampingku, ia menatap ke arah mataku. Hatiku mungkin sangat girang jika yang tidur di sampingku itu adalah Jennifer lopez atau Luna maya. Namun ini sangat berbeda, jantungku rasanya seperti mau meledak layaknya granat. Gadis itu berambut panjang dan wajahnya hancur seperti tergerus rantai tank. Sangat jelas aku melihat giginya, dan tengkorak pipi kirinya serta matanya kirinya yang melotot hampir keluar. Wajahnya hancur tak berbentuk dan sangat menyeramkan, mulutku terkunci tidak bisa berteriak saat itu dan aku menggerakkan tubuhku untuk bangkit dan melarikan diri.

Aku berlari meninggalkan dhiki yang tertidur di mimbar. Namun saat akan melewati pintu masuk garasi, aku tidak tahu sejak kapan gadis itu telah berdiri di depan gerbang itu.  Ia menggunakan baju berwarna putih dan tingginya di bawahku, mungkin sekitar 159 cm. Aku yang kaget melihat sosok itu langsung jatuh pingsan di tempat.

“Bangun..bangun..pulang sana sudah pagi” kata seorang tentara provost yang membangunkan kami. Aku dan dhiki terbangun, namun aku sangat bingung mengapa aku bisa tidur lagi di atas mimbar. Aku masih ingat sekali semalam aku berlari dan terakhir aku ingat melihat sosok itu berdiri di depan gerbang. Dan sendal jepitku pun aku lihat memang putus karena saat berlari aku tersandung batu yang menyebabkan sendalku putus. “bagaimana aku bisa ada di atas mimbar ini lagi? Gumamku dalam hati. Aku dan dhiki pun pergi kembali ke tenda dan melihat teman-temanku sudah pada pulang.

Sampai saat ini aku masih ingat dengan jelas sosok gadis menyeramkan itu. aku tidak percaya bisa ditemani tidur sama gadis menyeramkan yang membuat aku ketakutan setengah mati. Namun semua itu benar-benar aku alami dan bukan mimpi, karena setelahnya aku merasakan benjol dan sakit di kepala kiriku mungkin karena terbentur batu saat aku pingsan. Maklum, namanya jalan thank pasti jalannya bukan aspal tetapi batu-batu besar yang telah disusun menjadi jalan. Dan menurut beberapa orang-orang sekitar, sosok yang aku lihat itu memang benar adanya. Sosok itu memang sering mengganggu tentara baru dengan berubah menjadi gadis polos yang cantik. Namun setelah di ajak mojok berdua gadis itu berubah menjadi sosok yang menyeramkan seperti yang aku lihat.